Pada saat tahbisan Mgr.J Pujasumarta sebagai Uskup Bandung lima bruder dari komunitas Candi dan Randusari datang untuk ikut menghadiri perayaan tersebut. Pada tanggal 15 Juli pukul 21.00 wib kami berlima berangkat menuju Bandung, dengan harapan pada pagi hari sudah sampai dan dapat beristirahat terlebih dahulu sehingga pada sore harinya sudah segar dan siap di tempat acara tahbisan. Perjalanan panjang selama kurang lebih delapan jam. akhirnya tepat pkl 05.00 pagi kami tiba di komunitas Provinsialat Ursulin - Bandung. Kami diterima dengan ramah oleh para suster kemudian diminta untuk beristirahat dan diajak untuk makan pagi bersama.Perayaan tahbisan baru akan dilaksanakan pada sore hari sehingga ada waktu yang cukup longgar. Kesempatan ini kami pergunakan untuk berkeliling melihat indahnya kota Paris Van Java sambil mengunjungi makam beberapa bruder FIC yang dimakamkan di Pandu dan Kerkhof Leuwigajah - Cimahi. Sore hari kami menuju Sasana Budaya Ganesa tempat acara tahbisan akan dilaksanakan. Tepat pukul 16.00 wib perayaan tahbisan Uskup dimulai dan berakhir hingga malam hari.
Kami sendiri kurang tahu persis berakahirnya karena begitu selesai acara misa langsung pulang kembali ke Semarang. Saat akan memasuki gebang tol Pasteur menuju Cileunyi Br. Geha menelpon Bruder Provinsial yang kebetulan ikut dalam kelompok rombongan yang lain yang masih berada di tempat acara tahbisan untuk memohon pamit dan mendahului kembali ke Semarang. Keluar dari gerbang tol Cileunyi menuju kota Sumedang kemudian berhenti sejenak untuk merasakan makanan kas kota itu yaitu tahu Sumedang. “Sabaraha Bu harga na”? tanya Br. Ogas mencoba menanyakan harganya dengan logat sunda yang ngawur! Ah… sok aja atuh mas dimakan dulu, jawab ibu penjual tahu tersebut. Lho Ingin menanyakan harganya malah diminta untuk memakannya gerutu Br. Ogas. Rasanya kok sedikit pahit yah bisik Br. Geha kepada Br. Misla. “Ah masak sih pahit, jawab Br. Misla sedikit tak percaya. Namun begitu mencoba merasakannya memang agak berbeda. Mungkin sudah basih tuh,.. timpal Br. Toslam.
Kami sendiri kurang tahu persis berakahirnya karena begitu selesai acara misa langsung pulang kembali ke Semarang. Saat akan memasuki gebang tol Pasteur menuju Cileunyi Br. Geha menelpon Bruder Provinsial yang kebetulan ikut dalam kelompok rombongan yang lain yang masih berada di tempat acara tahbisan untuk memohon pamit dan mendahului kembali ke Semarang. Keluar dari gerbang tol Cileunyi menuju kota Sumedang kemudian berhenti sejenak untuk merasakan makanan kas kota itu yaitu tahu Sumedang. “Sabaraha Bu harga na”? tanya Br. Ogas mencoba menanyakan harganya dengan logat sunda yang ngawur! Ah… sok aja atuh mas dimakan dulu, jawab ibu penjual tahu tersebut. Lho Ingin menanyakan harganya malah diminta untuk memakannya gerutu Br. Ogas. Rasanya kok sedikit pahit yah bisik Br. Geha kepada Br. Misla. “Ah masak sih pahit, jawab Br. Misla sedikit tak percaya. Namun begitu mencoba merasakannya memang agak berbeda. Mungkin sudah basih tuh,.. timpal Br. Toslam.
Setelah selesai menikmati tahu Sumedang kemudian perjalanan dilanjutkan kembali, dengan harapan dapat menambah kekuatan sehingga perjalanan menjadi lancar. Namun tak disangka, baru beberapa menit berjalan memasuki daerah Majalengka terasa ada sesuatu yang menimpa kami, semua ngantuk. Br. Togi pun tak sempurna dalam menyetir mobilnya. “Sudah istirahat lagi saja daripada ada apa-apa di jalan karena perjalanan kita masih sangat jauh,” pinta Br. Geha penuh kekawatiran. Akhirnya mobil diparkir di sekitar tempat pengisian bahan bakar untuk beristirahat. Semua sibuk dengan dirinya sendiri untuk membuat nyaman dalam beristirahat.
Beberapa waktu kemudian Br. Toslam terjaga dari tidurnya, begitu melihat jam, tersentak kaget. Haaaaa….. sudah pukul 03.00 pagi?. Secepat kilat Br. Toslam segera membangunkan para bruder yang lain. Wuah…! Lha kok seperti ini? Bagaimana ini?, sampai Semarang jam berapa? gerutu Br. Toslam. “Lha bagaimana lagi? Kita ngantuk semua! “jawab Br. Togi santai. Saya yang malu nih! Sudah pamitan kepada Br. Provinsial untuk mendahului pulangnya, eh..malah masih di sini. Beliaunya pasti lebih dahulu sampai Semarang ,”tamhah Br. Geha. “Kalau begini jadinya, mending kita menerima tawaran dari suster untuk beristirahat terlebih dahulu, sehingga tidak tertidur disini, “kata Br. Toslam.
“Ya sudah kita lanjutkan lagi perjalanan kita. Toh sebentar lagi sudah sampai Cirebon dan tinggal menyusuri sepanjang Pantura hingga Semarang,”hibur Br. Ogas.
Perjalanan dilanjutkan kembali. Setelah kesirep sampai beberapa jam, perjalanan menjadi lancar. Akhirnya tepat pk.09.00 wib tiba di komunitas dengan selamat.*** (Komunikasi FIC Agust. 2008)
“Ya sudah kita lanjutkan lagi perjalanan kita. Toh sebentar lagi sudah sampai Cirebon dan tinggal menyusuri sepanjang Pantura hingga Semarang,”hibur Br. Ogas.
Perjalanan dilanjutkan kembali. Setelah kesirep sampai beberapa jam, perjalanan menjadi lancar. Akhirnya tepat pk.09.00 wib tiba di komunitas dengan selamat.*** (Komunikasi FIC Agust. 2008)