Br. Martin Handoko FIC
Penerbit : Kanisius,2008
Tebal : 140 halaman
Penerbit : Kanisius,2008
Tebal : 140 halaman
Dalam kehidupan bersama, ada banyak hal yang mendukung dan menghalangi pembangunan kehidupan bersama yang harmonis. Kelemahan dan sifat negatif tentu akan menjadi penghalang.Sementara kelebihan dan sifat positif akan mendukung upaya membangun hidup yang harmonis. Akan selalu ada hambatan namun juga akan selalu ada hal-hal yang memperlancar pencapaian kedamaian dan kesejahteraan. Masalah selalu timbul lantaran dalam hidup bersama terdapat kepribadian yang berbeda-beda. Namun, pasti selalu ada solusi. Penghargaan dan penghormatan pada perbedaan, menjadi solusi dalam mengatasi segala persoalan yang ada, terutama permasalahan yang timbul dalam relasi dan komunikasi.
Hidup damai dan sejahtera merupakan dambaan setiap insan, tak terkecuali kaum religius. Sayangnya hidup damai dan sejahtera itu kadang hanya menjadi dambaan di awang-awang. Tekanan batin,stress,konflik,dengan rekan sekomunitas,dan sederet derita yang lain, tidak jarang mewarnai hidup religius. Di balik dinding-dinding biara yang terkesan lepas dari segala pergulatan duniawi, tidak menjadi jaminan memperoleh hidup yang penuh kedamaian dan kesejahteraaan.
Buku ini memuat kiat-kiat membangun hidup damai dan sejahtera. Damai dan sejahtera tidak jatuh dari langit, tetapi merupakan pilihan dengan segala konsekuensi yang menyertainya. Melalui buku ini membantu kaum religius agar semakin memahami dan mengusahakan hidup yang damai dan sejahtera.
Bagi yang tidak termasuk kaum religius, dengan membacabuku ini, akan semakin mengerti perjuangan dan usaha para religius mengembangkan diri dalam kecerdasan intelektual, emosi dan spiritual. (Dimuat dalam majalah hidup no 42 Tahun ke 62, - 19 Oktober 2008)
Hidup damai dan sejahtera merupakan dambaan setiap insan, tak terkecuali kaum religius. Sayangnya hidup damai dan sejahtera itu kadang hanya menjadi dambaan di awang-awang. Tekanan batin,stress,konflik,dengan rekan sekomunitas,dan sederet derita yang lain, tidak jarang mewarnai hidup religius. Di balik dinding-dinding biara yang terkesan lepas dari segala pergulatan duniawi, tidak menjadi jaminan memperoleh hidup yang penuh kedamaian dan kesejahteraaan.
Buku ini memuat kiat-kiat membangun hidup damai dan sejahtera. Damai dan sejahtera tidak jatuh dari langit, tetapi merupakan pilihan dengan segala konsekuensi yang menyertainya. Melalui buku ini membantu kaum religius agar semakin memahami dan mengusahakan hidup yang damai dan sejahtera.
Bagi yang tidak termasuk kaum religius, dengan membacabuku ini, akan semakin mengerti perjuangan dan usaha para religius mengembangkan diri dalam kecerdasan intelektual, emosi dan spiritual. (Dimuat dalam majalah hidup no 42 Tahun ke 62, - 19 Oktober 2008)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar